Selasa, 02 September 2014

Ward Allen


Cinta bisa merubah hidupmu.
Terkadang ia membuat bulan hanya bulat untukmu.
Terkadang ia membawa sinar surga yang terlalu terang sampai batu berubah menjadi emas.
Semerbak taman bunga bahkan langsung menjadi perak yang berkilauan meski tanpa tanda kehidupan.
Dan para Rahib lupa diri karenanya.
Meski para pecinta tidak mati walau jasad mereka telah ditelan waktu.
Bukan karena mengambil bentuk cinta dalam wujud.
Mereka sama sekali tak memerlukan pakaian sutra bersulam emas.
Jiwa mereka bersemayam dalam alunan sajak-sajak cinta.
Mengambil warna yang tak perlu indah terlihat dan harum yang tak harus tercium.
Dan bila cinta menikam jantungmu..kau akan tau kenapa para rahib menjadi murung.
Dan air terjun..jatuh tanpa perlu khawatir.
Disinilah kau akan melihat racun yang ingin kau minum.
Belati yang selalu ingin kau tancapkan untuk merenggut, bahkan dirimu sendiri.
Karena cinta berjatuhan terlalu deras bagai hujan sampai memberi tambahan warna pada pelangi.
Namun siapa yang akan menikmatinya saat semua menjadi indah.
Saat orkestra tidak lagi mengenali rasa pahit.
Atau saat surga turun menghapus neraka sampai tidak ada lagi beda.
Malanglah jika sampai cinta membutakan dunia.
Karena cinta tidak datang membawa kehidupan.
Engkau harus hidup untuk merasakan cinta.
Dan hidup..pahit manisnya adalah cinta.
Bukankah kau tidak meneguk manis cinta sepanjang titian?
Dia datang bersama pahit dan manis.
Dan membutakan cinta hanya untuk madu firdaus, telah mencuri alasan Tuhan menciptakan cinta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar