Cinta bisa
merubah hidupmu.
Terkadang ia
membuat bulan hanya bulat untukmu.
Terkadang ia
membawa sinar surga yang terlalu terang sampai batu berubah menjadi emas.
Semerbak
taman bunga bahkan langsung menjadi perak yang berkilauan meski tanpa tanda
kehidupan.
Dan para
Rahib lupa diri karenanya.
Meski para
pecinta tidak mati walau jasad mereka telah ditelan waktu.
Bukan karena
mengambil bentuk cinta dalam wujud.
Mereka sama
sekali tak memerlukan pakaian sutra bersulam emas.
Jiwa mereka
bersemayam dalam alunan sajak-sajak cinta.
Mengambil
warna yang tak perlu indah terlihat dan harum yang tak harus tercium.
Dan bila
cinta menikam jantungmu..kau akan tau kenapa para rahib menjadi murung.
Dan air terjun..jatuh
tanpa perlu khawatir.
Disinilah
kau akan melihat racun yang ingin kau minum.
Belati yang
selalu ingin kau tancapkan untuk merenggut, bahkan dirimu sendiri.
Karena cinta
berjatuhan terlalu deras bagai hujan sampai memberi tambahan warna pada
pelangi.
Namun siapa
yang akan menikmatinya saat semua menjadi indah.
Saat
orkestra tidak lagi mengenali rasa pahit.
Atau saat
surga turun menghapus neraka sampai tidak ada lagi beda.
Malanglah
jika sampai cinta membutakan dunia.
Karena cinta
tidak datang membawa kehidupan.
Engkau harus
hidup untuk merasakan cinta.
Dan hidup..pahit
manisnya adalah cinta.
Bukankah kau
tidak meneguk manis cinta sepanjang titian?
Dia datang
bersama pahit dan manis.
Dan membutakan
cinta hanya untuk madu firdaus, telah mencuri alasan Tuhan menciptakan cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar