Selasa, 02 September 2014

INILAH MUSIBAH


Untuk kemenangan da'wah, kadang-kadang Allah membuat sebuah skenario agar suatu wilayah membutuhkan kerja-kerja sosial. Wallaahu 'Alam. Ada perbudakan oleh Fir'aun hingga Musa gigih melakukan advokasi untuk Bani Israil. Ada ketimpangan ekonomi, kezhaliman, dan kerusakan moral sehingga Muhammad menjadi sosok Al Amin yang sangat istimewa. Kini terkadang Allah berkehendak untuk menimpakan mushibah bencana alam agar terbuka peluang bagi da'wah untuk masuk dengan pelayanan dan seruannya.

Inilah mushibah, Agar kita belajar tentang garis takdir dari sudut terdekat. Sesungguhnya kematian yang kita lari darinya, pasti akan menemui kita pada waktu, tempat dan frekuensi yang tepat.

Inilah mushibah. Agar kita belajar langsung tentang kesabaran dari mata airnya. Jika memang ini peringatan Allah, mungkin karena tanpa mushibah kita jadi miskin rasa pinta. Selama ini mungkin tanpa sadar kita telah beristighna, merasa kaya dihadapan Allah. Atau mungkin, hidup kita selama ini bergerak menggelimang ke sebuah jurang. Lalu gempa membuat kita menoleh, menghentikan laju ketersurukan itu. Seperti kenakalan seorang anak kecil yang membahayakan dirinya, lalu sang ayah menjewernya dengan penuh cinta. Maka sungguh, Allah mencintai hambaNya.

Inilah mushibah. Agar kita belajar tentang syukur disini, di labirin nurani yang terdalam. Bukankah Sang Nabi menyabdakan, diantara tanda cinta Rabb kita adalah penyegeraan balasan segala dosa dengan rasa sakit, kepiluan, dan mushibah-mushibah hingga pun tertusuk duri di jalan bagi orang yang beriman ? ya, Allah balas semua itu di dunia agar sang hamba menghadapNya dengan kebersihan, seperti kain putih yang tercuci dari noda. Ia telah dicuci dengan air, salju, dan embun cintaNya.

Inilah mushibah. Agar kita menghayati tiap pernyataan, ikrar dan sumpah yang menggetar di lisan kita. Begitulah, kata, pernyataan, ikrar dan sumpah memiliki episode penyambung. Masih ada ujian dan pembuktian.
" Apakah manusia itu mengira, bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan ' kami telah beriman ' ,sedang mereka tidak diuji lagi ?." ( Al' Ankabut 2 )

Inilah mushibah dengan satu tanya yang memanggil. Adakah jika saudara ditimpa mushibah, kesanggupan berbagi menjadi jamak. Adakah jika bumi retak, cinta akan merekatnya ???
Salim Fillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar