Untuk
kemenangan da'wah, kadang-kadang Allah membuat sebuah skenario agar suatu
wilayah membutuhkan kerja-kerja sosial. Wallaahu 'Alam. Ada perbudakan oleh
Fir'aun hingga Musa gigih melakukan advokasi untuk Bani Israil. Ada ketimpangan
ekonomi, kezhaliman, dan kerusakan moral sehingga Muhammad menjadi sosok Al
Amin yang sangat istimewa. Kini terkadang Allah berkehendak untuk menimpakan
mushibah bencana alam agar terbuka peluang bagi da'wah untuk masuk dengan
pelayanan dan seruannya.
Inilah
mushibah, Agar kita belajar tentang garis takdir dari sudut terdekat.
Sesungguhnya kematian yang kita lari darinya, pasti akan menemui kita pada
waktu, tempat dan frekuensi yang tepat.
Inilah
mushibah. Agar kita belajar langsung tentang kesabaran dari mata airnya. Jika
memang ini peringatan Allah, mungkin karena tanpa mushibah kita jadi miskin
rasa pinta. Selama ini mungkin tanpa sadar kita telah beristighna, merasa kaya
dihadapan Allah. Atau mungkin, hidup kita selama ini bergerak menggelimang ke
sebuah jurang. Lalu gempa membuat kita menoleh, menghentikan laju ketersurukan
itu. Seperti kenakalan seorang anak kecil yang membahayakan dirinya, lalu sang
ayah menjewernya dengan penuh cinta. Maka sungguh, Allah mencintai hambaNya.
Inilah
mushibah. Agar kita belajar tentang syukur disini, di labirin nurani yang
terdalam. Bukankah Sang Nabi menyabdakan, diantara tanda cinta Rabb kita adalah
penyegeraan balasan segala dosa dengan rasa sakit, kepiluan, dan
mushibah-mushibah hingga pun tertusuk duri di jalan bagi orang yang beriman ?
ya, Allah balas semua itu di dunia agar sang hamba menghadapNya dengan
kebersihan, seperti kain putih yang tercuci dari noda. Ia telah dicuci dengan
air, salju, dan embun cintaNya.
Inilah
mushibah. Agar kita menghayati tiap pernyataan, ikrar dan sumpah yang menggetar
di lisan kita. Begitulah, kata, pernyataan, ikrar dan sumpah memiliki episode
penyambung. Masih ada ujian dan pembuktian.
"
Apakah manusia itu mengira, bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan ' kami telah
beriman ' ,sedang mereka tidak diuji lagi ?." ( Al' Ankabut 2 )
Inilah
mushibah dengan satu tanya yang memanggil. Adakah jika saudara ditimpa
mushibah, kesanggupan berbagi menjadi jamak. Adakah jika bumi retak, cinta akan
merekatnya ???
Salim
Fillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar